Toxoplasma adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Walaupun infeksi ini biasanya hanya menyebabkan gejala-gejala yang ringan pada orang-orang dengan sistem kekekebalan tubuh yang baik, namun hal ini dapat membahayakan para ibu yang hamil, terutama pada janin.
Selama ini persepsi yang berkembang di masyarakat bahwa kucing merupakan satu-satunya hewan yang menyebarkan penyakit toxoplasma itu tidak benar. Parasit toxoplasma juga dapat menjangkiti dan terbawa oleh manusia dan hewan lain seperti anjing, kambing, babi, burung dan kelinci.
Untuk mengetahui bahwa Ibu terkena infeksi toxoplasma atau tidak, dapat dilakukan melalui pemeriksaan darah di laboratorium. Bila seseorang terserang parasit ini, antibodi Immunoglobulin M (IgM) dalam darah akan meningkat empat kali lebih tinggi dari pemeriksaan-pemeriksaan sebelumnya, yang menunjukkan bahwa infeksi sudah aktif di dalam tubuh.
Jika orang yang terinfeksi parasit toxoplasma memiliki daya tahan tubuh yang kuat, maka parasit ini dalam kondisi tidak aktif, namun bila kondisi daya tahan tubuh melemah, infeksi ini akan menjadi aktif. Inilah mengapa seseorang yang telah dinyatakan terinfeksi toxoplasma, belum tentu menunjukkan gejala-gejala infeksi.
Kemungkinan Toxoplasma Menjangkiti Ibu dan Janin
Akibat dari toxoplasma lebih dapat dirasakan oleh ibu hamil dari pada perempuan yang sedang tidak mengandung maupun laki-laki. Bila Ibu sedang mengandung dan terjangkit toxoplasma, besar kemungkinan bayi Ibu akan mengalami cacat atau Ibu mengalami keguguran.
Risiko bayi Ibu tertular infeksi toxoplasma semakin meningkat seiring dengan usia kandungan. Jika Ibu terinfeksi parasit toksoplasma pada usia trimester pertama kehamilan, maka risiko bayi tertular sebesar 15%, pada trimester ke dua sebesar 30%, dan 60% pada trimester ke tiga. Walaupun kemungkinan tingkat penularan pada akhir semester sangat besar, namun jika janin telah terinfeksi dari awal trimester kehamilan, infeksi akan semakin parah dan kemungkinan bisa terbawa seumur hidup.
Risiko penularan semakin rendah bila Ibu terinfeksi beberapa bulan sebelum memasuki masa kehamilan. Para ahli kesehatan menyarankan, Jika Ibu mengetahui bahwa infeksi sudah terdapat pada tubuh, tunggulah selama enam bulan sebelum memutuskan untuk hamil, ketika infeksi sudah ditangani.
Penyebaran Infeksi Toxoplasma
Hampir setengah dari penyebab infeksi toxoplasma disebabkan karena kebiasaan mengonsumsi daging mentah atau setengah matang. Namun Ibu juga dapat terinfeksi dari makanan yang terkontaminasi dan belum dibersihkan, minum air dengan kontaminasi parasit toksoplasma, atau menyentuh tanah, kotoran kucing, atau daging yang sudah terkontaminasi kemudian menyentuh mata, hidung atau mulut.
Parasit toxoplasma tidak dapat ditularkan dari manusia ke manusia, kecuali penularan dari Ibu kepada janin yang sedang dikandungnya, atau dari transfusi darah dan organ tubuh yang terinfeksi parasit ini.
oxoplasma adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Walaupun infeksi ini biasanya hanya menyebabkan gejala-gejala yang ringan pada orang-orang dengan sistem kekekebalan tubuh yang baik, namun hal ini dapat membahayakan para ibu yang hamil, terutama pada janin.
Apakah Kucing Penyebar Parasit Toxoplasma?
Kucing bukanlah satu-satunya penyebar toxoplasma. Tetapi, bila
Ibu memelihara kucing di rumah, sebaiknya lakukan tindakan
pencegahan penyebaran parasit toxolaspma dengan teliti. Karena
secara alami didalam usus kucing parasit tersebut berkembang biak.
Telur-telur toxoplasma yang berjumlah jutaan akan keluar bersama
tinja kucing, jumlahnya bisa mencapai 10 juta telur sehari. Jika
telur tertelan oleh kita, ia akan tumbuh dan berkembang biak, lalu
masuk ke jaringan otak, jantung, dan otot lalu berkembang menjadi
kista.
Telur parasit ini dapat bertahan sampai 24 jam atau lebih, namun
bisa sampai berbulan-bulan terutama di tanah yang lembap. Tanah
yang tercemar oleh kotoran kucing dan mengandung parasit
toxoplasma, menularkan infeksi pada binatang lain, seperti tikus
atau kambing yang memakan rumput. Anak-anak yang biasa bermain di
tanah pun dapat terinfeksi, bila tanah tersebut tercemar kotoran
kucing yang telah terinfeksi parasit toxoplasma.
Tips menghindari infeksi toxoplasma untuk ibu hamil yang
memiliki kucing di rumah:
1. Minta orang lain untuk membersihkan boks kotoran kucing, dan
lakukan setiap hari. Langkah ini akan mengurangi risiko penularan,
karena parasit akan mati setelah 24 jam pada suhu udara luar. Bila
Ibu terpaksa melakukannya, gunakan sarung tangan sekali pakai dan
masker, lalu segera cuci tangan dengan sabun antiseptik.
2. Agar kucing terhindar dari infeksi saat Ibu sedang hamil,
berikan hanya makanan khusus kucing yang dijual di swalayan, atau
makanan yang sudah dimasak dengan matang.
3. Pastikan kucing hidup hanya di dalam rumah, agar ia tidak
menangkap tikus ataupun burung untuk dimangsa.
4. Jangan biarkan kucing berada di dapur atau meja makan.
5. Meskipun parasit ini tidak hidup pada bulu kucing, selalu
cuci tangan sampai bersih setelah bermain dengannya, karena Ibu tak
akan sadar kapan tangan Ibu akan menyentuh mulut, mata dan
hidung.
6. Hindari menambah kucing peliharaan baru ketika sedang hamil,
jangan bermain dengan kucing liar atau anak kucing.
Mencegah Penularan Toxoplasma
Parasit yang mengontaminasi daging ayam, daging sapi dan daging
kambing akan mati bila daging itu dimasak dengan matang di atas
suhu 67 derajat Celcius.
Lalu langkah-langkah apa lagi yang dapat Ibu lakukan untuk
mencegah penularan parasit tokso?
• Hindari minum susu yang tidak dipasteurisasi dan produk-produk
yang menggunakan susu tersebut, seperti yang terdapat pada beberapa
jenis keju dan yogurt.
• Bila Ibu sedang hamil, jangan pernah makan telur mentah.
• Cuci dan kupaslah buah dan sayuran sebelum dimakan.
• Cuci bersih peralatan dapur, bersihkan meja dan makanan apapun
sebelum Ibu mengolahnya, pastikan Ibu membasuh tangan dengan air
hangat dan sabun antiseptik setelah memasak daging mentah.
• Jangan menyentuh mata, hidung, atau mulut selama sedang
menyiapkan makanan, dan ingat untuk selalu mencuci tangan sebelum
makan.
• Luka terbuka dapat menyebabkan parasit masuk dengan mudah,
pastikan Ibu menggunakan sarung tangan sebelum menyentuh makanan
jika ada luka pada tangan yang belum kering.
• Usir serangga seperti lalat dan kecoa dari makanan.
• Hindari minum air yang telah terkontaminasi. Konsumsi air
minum dalam kemasan bila bepergian ke daerah dengan sanitasi yang
buruk.
• Jika melakukan aktivitas berkebun, gunakan sarung tangan dan
jangan menyentuh mata, mulut dan hidung sebelum tangan
dibersihkan.
Akibat Toxoplasma
Secara kasat mata, sulit sekali mendeteksi apakah seseorang
terkena parasit tokso atau tidak. Pada orang dewasa biasanya tidak
disertai gangguan fisik maupun psikis. Apalagi jika kondisi
tubuhnya sehat dan bugar. Beberapa gejala yang dapat terlihat
merupakan gejala biasa pada penyakit yang umumnya terjadi seperti
demam, sakit kepala dan mudah lelah.
Penyakit ini sering tidak terdeteksi, sehingga kecurigaan baru
muncul setelah terjadi keguguran atau bayi terlahir dalam kondisi
cacat bawaan. Karena itu sangat penting melakukan pengecekan darah
di laboratorium agar dapat dilakukan pengobatan secara dini
terhadap masalah ini.
Pada Ibu yang sedang hamil, gejala infeksi dari tokso hanya akan
terlihat seperti demam, pusing, mudah lelah, sakit kepala sebelah,
atau pegal-pegal. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan Ibu positif
terinfeksi parasit tokso maka dokter kandungan akan memberikan
antibiotik, untuk mengurangi risiko penularan yang serius kepada
janin.
Akibat terparah terjadi pada janin. Dampak yang umumnya terjadi
adalah keguguran. Dan bila bayi terlahir maka ia akan mengalami
beberapa masalah kesehatan, seperti: cacat bawaan, pembengkakan
hati dan limpa, penyakit kuning, hingga infeksi mata yang
berat.
Bayi yang terlahir dengan infeksi parasit tokso akan ditangani
dengan obat-obatan antibiotik selama satu tahun, walaupun tidak
terdapat gejala-gejala infeksinya. Pemeriksaan khusus pada mata dan
pendengaran bayi akan dilakukan, termasuk sonogram atau CT scan
pada kepala dan beberapa pemeriksaan lain yang diperlukan.
Sumber : www.nutriclub.co.id
0 Comments